ARIP SULISTIYO ( 1EB05 )
21215012
7 bapak sosiologi
1.FLORIAN WITOLD ZNANIECKI
Florian Witold Znaniecki lahir di
Swietniki, Prussia (sekarang Polandia) dan wafat di Champaign,Amerika Serikat.
Ia adalah sosiolog Amerika-Polish yang teori dan metodologi kerjanya menjadikan
sosiologi sebagai disiplin ilmu. Ia mempelopori bidang penyelidikan empiris dan
sebagai penulis Kebudayaan Polish.
2. PETER LUDWIG BERGER
Peter
Ludwig Berger lahir pada tanggal 17 Maert 1929. Ia adalah seorang sosiolog dan
teolog Amerika yang terkenal berkat karyanya Th s .. Be Social Contruction Of
Reality: A treatise in the socilogy of knowledge yang di tulisnya
bersama Thomas Luckmann. Masalah yang dikaji Peter L. Berger adalah
hubungan antara masyarakat dengan Individu. Di dalam bukunya, ia mengembangkan
sebuah teori sosiologis : Masyarakat sebagai Realitas Objektif dan Subjektif.
Analisanya masyarakat sebagai realitas subjektif mempelajari bagaimana realitas
telah menghasilkan dan terus menghasilkan individu. Ia menulis tentang
bagaimana konsep-konsep atau penemuan-penemuan baru manusia menjadi bagian dari
realitas kita. Proses ini disebutnya reifikasi.
3. KARL MARX
Karl
Heinrich Marx lahir di Trier, Jerman pada tanggal 5 mei 1818. Ia adalah seorang
filsuf, pakar ekonomi politik, dan teori kemsyarakatan dari Prusia. Walaupun
Karl Marx menulis tentang banayak hal semasa hidupnya, ia paling terkenal atas
analisanya terhadap sejarah, terutama mengenai pertentangan kelas, yang dapat
diringkas sebagai “sejarah dari berbagai mesyarakat hingga saat ini pada
dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan kelas”, sebagaimana yang tertulis
dalam kalimat pembuka dari karya “Communist Manifesto” pada tahun 1848.
4. AGUSTE COMTE
Comte
lahir di Montpellier, sebuah kota kecil
di bagian barat daya dari negara Perancis. Setelah bersekolah disana, ia
melanjutkan pendidikannya di Politeknik École di Paris.
Politeknik École saat itu terkenal dengan kesetiaannya kepada idealis
republikanisme dan filosofi proses. Pada tahun 1818,
politeknik tersebut ditutup untuk re-organisasi. Comte pun
meninggalkan École dan melanjutkan pendidikannya di sekolah kedokteran di
Montpellier. Comte biasanya dihormati ketika lebih dulu Sarjana sosiologi barat
( Ibn
Khaldun setelah didahului dia di (dalam)
Timur dengan hampir empat berabad-abad). Penekanan Comte’s pada saling
behubungan tentang unsur-unsur sosial adalah suatu pertanda modern functionalism, unsur-unsur tertentu dari pekerjaan nya kini
dipandang sebagai tak ilmiah dan eksentrik, dan visi agung sosiologi nya
sebagai benda hiasan di tengah meja dari semua ilmu pengetahuan belum
mengakar.
Penekanan nya pada suatu kwantitatif, mathematical
basis untuk pengambilan keputusan tinggal dengan kita hari ini. ini merupakan
suatu pondasi bagi dugaan Paham positifisme yang modern, analisa statistik
kwantitatif modern, dan pengambilan keputusan bisnis. Uraian nya hubungan
siklis yang berlanjut antar teori dan praktik dilihat di sistem bisnis modern
Total Manajemen Berkwalitas dan Peningkatan Mutu Berlanjut di mana advokat
menguraikan suatu siklus teori [yang] berlanjut dan praktik melalui/sampai
four-part siklus rencana,, cek, dan bertindak. Di samping pembelaan analisis
kuantitatif nya, Comte lihat suatu batas dalam kemampuan nya untuk membantu
menjelaskan gejala sosial. Nah untuk teman-teman ketahui Aguste Comte ini sering
juga di sebut Bapak Sosiologi Dunia.
5. IBNU KALDUN
Ibnu
Khaldun lahir di Tunisia, Afrika Utara, 27 Mei 1332 (Faghirzaedah 1982). Lahir
dari keluarga terpelajar, Ibnu Khaldun dimasukkan ke sekolah Al-Quran, kemudian
mempelajari matematika dan sejarah. Semasa hidupnya ia membantu berbagai sultan
di Tunisia, Maroko, Spanyol, dan Aljazair sebagai data besar, bendaharawan dan
anggota dengan dewan penasehat sultan. Ia pun pernah dipenjarakan selama 2
tahun di Maroko karena keyakinannya bahwa penguasa negara bukanlah pemimpin
yang mendapatkan kekuasaan dari Tuhan. Setelah kurang lebih dua dekade aktif di
bidang politik, Ibnu Khaldun kembali ke Afrika Utara. Ia melakukan studi ilmiah
tentang masyarakat, riset empiris, dan meneliti sebab-sebab fenomena sosial. Ia
memusatkan perhatian pada berbagai lembaga sosial (misalnya lembaga politik dan
ekonomi) dan hubungan antara lembaga sosial itu. Ia juga tertarik untuk
melakukan studi perbandingan antara masyarakat primitif dan masyarakat modern.
Ibnu Khaldun tak berpengaruh secara dramatis terhadap sosiologi klasik, tetapi setelah
sarjana pada umumnya dan sarjana muslim khususnya meneliti ulang karyanya, ia
mulai diakui sebagai sejarawan yang mempunyai signifikansi historis.
6. SELO SOEMARDJAN
Selo
Soemardjan merupakan salah satu sosok paling berpengaruh dalam perkembangan ilmu
yang mempelajari masyarakat dan sekitarnya.
Penerima Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah ini
adalah pendiri sekaligus dekan pertama Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan
(kini FISIP-UI) dan sampai akhir hayatnya dengan setia menjadi dosen sosiologi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI). Ia dikenal sangat disiplin dan selalu
memberi teladan konkret. Ia ilmuwan yang meninggalkan banyak bekal ilmu
pengetahuan. Sebetulnya ia sudah purnatugas di Universitas Indonesia (UI).
Tapi, karena masih dibutuhkan, ia tetap mengajar dengan semangat tinggi. Ia
memang seorang sosok berintegritas, punya komitmen sosial yang tinggi dan sulit
untuk diam.
Ia seorang dari sedikit orang yang sangat pantas
menyerukan hentikan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Pantas karena ia bukan tipe maling teriak
maling. Ia orang orang bersih yang dengan perangkat ilmu dan keteladanannya
bisa menunjukkan bahwa praktik KKN itu merusak tatanan sosial. Ia pantas
menjadi teladan kaum birokrat karena etos kerjanya yang tinggi dalam mengabdi
kepada masyarakat. Selama hidupnya, Selo pernah berkarier sebagai pegawai
Kesultanan/Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Staf Sipil Gubernur Militer Jakarta Raya, dan Kepala Sekretariat Staf Keamanan Kabinet Perdana
Menteri, Kepala Biro III Sekretariat Negara merangkap Sekretaris Umum Badan
Pemeriksa Keuangan, Sekretaris Wakil Presiden RI Sultan Hamengku Buwono IX
(1973-1978), Asisten Wakil Presiden Urusan Kesejahteraan Rakyat (1978-1983) dan
staf ahli Presiden HM Soeharto. Ia dikenal sebagai Bapak Sosiologi
Indonesia setelah tahun 1959 — seusai meraih gelar doktornya di Cornell
University, AS — mengajar sosiologi di Universitas Indonesia (UI). Dialah
pendiri sekaligus dekan pertama (10 tahun) Fakultas Ilmu Pengetahuan
Kemasyarakatan (sekarang FISIP) UI. Kemudian tanggal 17 Agustus 1994, ia
menerima Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah dan pada tanggal 30 Agustus
menerima gelar ilmuwan utama sosiologi. Menurut putra sulungnya,
Hastjarjo, Selo suka main. “Setiap hari selalu memainkan tubuhnya berolahraga
senam. Karena terkesan lucu, cucu-cucu menganggap bapak sedang bermain-main
dengan tubuhnya,” tambahnya.
Sebagai ilmuwan, karya Selo yang sudah dipublikasikan
adalah Social Changes in Yogyakarta (1962) dan Gerakan 10 Mei 1963 di Sukabumi
(1963). Penelitian terakhir Selo berjudul Desentralisasi Pemerintahan. Terakhir
ia menerima Anugerah Hamengku Buwono (HB) IX dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada puncak peringatan Dies Natalis Ke-52
UGM tanggal 19 Januari 2002 diwujudkan dalam bentuk piagam, lencana, dan
sejumlah uang.
7. PIERRE GUILLAUME
FREDERIC LE PLAY
Le Play,
seorang Perancis, adalah salah seorang ahli ilmu pengetahuan
kemasyarakatan terkemuka abad ke-19. Dia berhasil mengenalkan suatu
metode tertentu di dalam meneliti dan menganalis gejala-gejala sosial yaitu
dengan jalan mengadakan observasi terhadap fakta-fakta sosial dan analisis
induktif. Kemudian dia juga menggunakan metode case study dalam
penelitian-penelitian sosial.
Penelitian-penelitiannya terhadap masyarakat
menghasilkan dalil bahwa lingkungan geografis menentukan jenis pekerjaan, dan
hal ini mempengaruhi organisasi ekonomi, keluarga serta lembaga-lembaga lainnya.
Keluarga merupakan objek utama dalam penyelidikan. Dia berkeyakinan bahwa
anggaran belanja suatu keluarga merupakan ukuran kuantitatif bagi kehidupan keluarga
sekaligus menunjukkan kepentingan keluarga tersebut. Akhirnya dikatakan bahwa
organisasi sosial keluarga sepenuhnya terikat pada anggaran keluarga tersebut.
Karya-karyanya yang telah diterbitkan antara lain European
Workers (1855), Social Reform in France (1864), The
Organization of the Family (1871), dan The
Organization of Labor (1872).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar